Dec
09

Peradaban Manusia yang Hilang Secara Misterius



0 komentar

Sepanjang sejarah kita, peradaban-peradaban kuno banyak yang lenyap oleh kematian, dihapuskan oleh bencana alam atau invasi. Tetapi ada beberapa peradaban masyarakat yang hilang yang telah membuat para peneliti benar-benar bingung.

10. Puebloans Olmec
Salah satu masyarakat Mesoamerika pertama. Olmec mendiami dataran rendah tropis di selatan tengah Meksiko. Tanda-tanda pertama dari Olmec sekitar 1400 SM di kota San Lorenzo.
  

Peradaban Olmec adalah "master pembangun" dengan masing-masing situs utama mengandung pengadilan seremonial, gundukan rumah, piramida kerucut besar dan monumen batu termasuk kepala kolosal yang menjadikan peradaban mereka sangat dikenal.
Peradaban Olmec sangat bergantung pada perdagangan, baik antar wilayah Olmec yang berbeda dan dengan masyarakat Mesoamerika lainnya.
Karena mereka salah satu kebudayaan Mesoamerika paling awal dan paling maju pada saat itu, mereka sering dianggap sebagai budaya ibu dari berbagai budaya Mesoamerika lainnya

Mengapa Peradaban ini Lenyap?
Sekitar 400 SM sebelah timur, separuh wilayah Olmec mulai tak berpenghuni, mungkin karena perubahan lingkungan. Mereka mungkin juga mengungsi setelah aktivitas gunung berapi di daerah tersebut. Teori populer lain adalah bahwa mereka diserang, tetapi tidak ada yang tahu siapa penjajah yang mungkin menginvasi Bangsa olmec gan

Mengenal Ikan Raksasa Sungai Amazon



1 komentar

Dari namanya saja sudah terlihat keunikannya, apalagi jika anda melihat secara langsung wujud binatang laut asal sungai amazon ini. Badannya yang bersisik kasar dan besar, plus matanya yang tajam, membuat anda tak berkedip melihatnya.

Ikan arapaima merupakan mamalia yang berasal dari sungai amazon, amerika selatan. Di negara asalnya, ikan ini dikenal dengan nama pirarucu yang artinya ikan raksasa (besar). Ia hidup dalam suhu 24-30ºc dan dapat berkembang dengan panjang mencapai 5 meter dan berat 200 kg.araipama termasuk dalam kelompok osteoglossidae (ikan berlidah dan bertulang) seperti ikan arwana. Selain bernapas dengan insang, ternyata araipama juga bisa bernapas di udara dalam kondisi tertentu.
Dengan begitu, araipama bisa menyelamatkan diri ketika kondisi air sedang surut, karena biasanya ia akan menggulungkan diri membentuk bola dan membenamkan diri dalam lubang sampai air kembali datang.
Tak ayal, dengan kemampuannya bernapas dalam dua situasi, membuatnya muncul ke permukaan setiap 5-20 menit sekali, tergantung dari ukuran dan usianya. Untuk araipama muda, biasanya muncul ke permukaan setiap 5 menit sekali, sedang araipama besar muncul setiap 18-20 menit sekali.
Selain mampu bernapas di udara, keunikan lain yang dimiliki araipama adalah terletak pada lidahnya. Lidah araipama memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pada saat dewasa, lidah tersebut memiliki struktur bertulang dan permukaannya kasar. Tak jarang penduduk setempat menggunakannya untuk alat mengampalas atau menghaluskan kayu dan bahan-bahan lainnya.

Bersahabat dengan Sampah



0 komentar
Tahukah kalian gambar apakah ini...???



Seseorang dengan sampah plastik disekelilingnya jawabnya.

Tahukah kalian apa yang berserakan sana...???
  


Sampah plastik yang berserakan dimana mana.

Dan tahukah kalian apa yang menumpuk di gambar ini...???

 
Tumpukan sampah plastik tentunya.

Lantas apa yang ada dalam pikiran kalian setelah melihat gambar tadi...??? Mungkin akan seperti ini :

Dec
08

Danau yang Tidak Membeku di Antartika



0 komentar
 
Secara gaib alam yang menarik memperlihatkan kehebatan sihirnya : di alam salju yang ekstrem dingin diluar dugaan secara menakjubkan terdapat sebuah danau yang tidak membeku. Kutub selatan adalah dunia salju yang tidak dihuni manusia, mempunyai istilah “daratan putih”. Di kutub selatan, sejauh mata memandang, tampak sehamparan luas salju yang putih mulus dan cahaya perak yang berkilauan. Tanah seluas 14 juta km persegi ini, hampir seluruhnya diselimuti oleh salju setebal ratusan hingga ribuan meter, suhu 50-60 derajat C di bawah nol, membuat segala yang ada disini kehilangan daya hidup dan fungsinya semula. Minyak Bumi disini membeku bagaikan beton aspal menjadi benda padat warna hitam, sedangkan minyak tanah disini menjadi bahan tak terbakar karena tidak mencapai titik nyala.

Namun, secara gaib alam yang menarik ini memperlihatkan kehebatan sihirnya yang menakjubkan : di alam salju yang ekstrem dingin ini di luar dugaan terdapat sebuah danau yang tidak membeku. Masalah seputar danau yang tidak membeku ini, ilmuwan mengemukakan berbagai perkiraan dan dugaan, namun hingga saat ini belum ada seorang ilmuwan pun yang dapat memberi kesimpulan yang memuaskan dan meyakinkan. Danau yang tidak membeku di kutub selatan ini memang begitu misterius, jika hendak menyingkap cadar misteri ini masih perlu penelitan lebih lanjut..

10 Teknologi Pencegah Kehancuran Dunia



0 komentar

1. Memproduksi Minyak Secara Alami


Ada proses bernama thermo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan bagaimana alam memproduksi minyak. Misalnya limbah berbasis karbon jika dipanaskan dan diberi tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara alamiah proses ini menbutuhkan waktu jutaan tahun. Dari eksperiman yang sudah-sudah, kotoran ayam kalkun mampu memproduksi sekitar 600 pon petroleum.


2. Menghilangkan Garam dari Air laut


PBB mencatat, suplai air bersih akan sangat terbatas bagi miliaran manusia pada pertengahan abad ini. Ada teknologi bernama desalinasi, yakni menghilangkan kadar garam dan mineral dari air laut sehingga layak diminum. Ini merupakan solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah krisis air. Masalahnya, teknologi ini masih terlalu mahal dan membutuhkan energi cukup besar. Kini para ilmuwan tengah mencari jalan agar desalinasi dapat berlangsung dengan energi lebih sedikit. Salah satu caranya adalah dengan melakukan evaporasi pada air sebelum masuk ke membran dengan pori-pori mikroskopis.

Apa Itu Sinkhole?



0 komentar

Kamu bisa bayangkan jika fenomena alam mengerikan ini terjadi ditengah-tengah kota Jakarta yang padat penduduknya. Bagaimana kalau tanah tempat kita berpijak tiba-tiba amblong blung! Seperti yang di Guatemala membentuk sebuah luweng melingkar baru dengan kedalaman 135 meter (lobang setinggi monas). Hiii pastinya serem kan.




Luweng dalam bahasa Jawa ini dalam ilmu geologi disebut sinkhole. Beginilah wajah sinkhole yang terjadi di Guatemala pada tanggal 23 February 2007 itu. Coba lihat, mengagetkan dan mengerikan tentunyakan? Apakah ini mungkin terjadi di tanah yang kita pijak? Sebelum menjadi ketakutan dan panik, kita lihat saja dahulu, bagaimana proses pembentukannya. Secara geologi tentunya ada syarat-syarat tertentu atau mekanisme tertentu dan diawali tanda-tanda tertentu dalam pembentukan sinkhole ini. Salah satu indikasi yang paling sering adalah adanya perubahan sistem air tanah (perubahan geohydrology) sebelum terjadinya amblesan ini.

Nov
29

Bencana Ekologi Sebagai Dampak Perubahan Iklim Global dan Upaya Peredaman Risiko Bencana



0 komentar

Pemanasan global menjadi isu utama di dunia, merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh di dunia di abad 21, hal ini berdampak pada terjadinya kenaikan suhu di bumi, yang mengakibatkan hilangnya keseimbangan dalam siklus bumi, kenaikan suhu permukaan dan perubahan musim yang tidak dapat diprediksi. Perubahan iklim berdampak pada terjadinya bencana alam dimana-mana mulai dari badai topan, badai siklon tropis, banjir, endemic, kekeringan, El Nino, kelaparan, tsunami dan berbagai bencana lainnya yang mengakibatkan hilangnya fungsi ekosistem yang berdampak pada terjadinya bencana ekologis. Bencana terjadi akibat adanya faktor-faktor ancaman (hazard) berupa fenomena alam akibat pemanasan global dan adanya kerentanan (vulnerability) di dalam suatu masyarakat dalam menerima risiko bencana, untuk itulah perlu dilakukan upaya-upaya peredaman risiko bencana (disaster risk reduction) yang merupakan suatu kegiatan manajemen bencana untuk mengurangi risiko bencana dari dampak perubahan iklim global mulai dari sebelum bencana terjadi (mitigasi dan kesiaapsiagaan), saat terjadi bencana (emergency response) dan setelah terjadi bencana (recovery and rencana strategis).

Kata kunci : Pemanasan global, perubahan iklim, risiko bencana, ancaman, kerentanan, disaster management.



I. PENDAHULUAN

Pemanasan global telah terjadi semenjak abad 20, mulai dari awal revolosi industri di negara-negara eropa, pemanasan global memberikan dampak terhadap perubahan iklim global sebagai akibat dari efek rumah kaca dan pemenuhan emisi gas CO2 di udara yang dapat mengakibatkan perubahan kondisi suhu golobal dan mempengaruhi kondisi siklus metereologi dan geologi, yang mengakibatakan bencana alam dimana kondisi terjadinya bencana memiliki hubungan dengan pemanasan global dan kenaikan muka air laut oleh karena adanya penambahan masa air laut akibat pencairan es di kutub yang ditimbulkan setiap tahunnya, terjadinya El Nino, banjir akibat faktor cuaca yang tidak menentu dan sering juga berbarengan dengan bencana longsor, badai tropis, dan badai siklon. Risiko bencana yang dapat ditimbulkan berupa hilangnya keberfungsiaan masyarakat, korban, kerugian material, kerusakan fisik dan kerusakan lingkungan. Dalam dua dekade ini telah terjadi pertumbuhan penduduk di dunia yang sangat pesat, kebutuhan akan pemenuhan hidupnya mengakibatkan bertambahnya pasokan emisi gas dan efek rumah kaca di bumi yang tidak seimbang dengan daya tampung wilayahnya, kondisi ini akan terjadi dari tahun ke tahun yang menjadi permasalahan serius bagi dunia sebagai dampak perubahan iklim. Bencana ekologis akan terjadi apabila keseimbangan antara makluk hidup dan tempat tinggalnya tidak terpenuhi, sehingga menjadi suatu ancaman (hazard) yang dapat mengakibatkan risiko bencana apabila ada kerentanan (vulnerability) di dalam suatu lingkungan masyarakat dalam menerima ancaman. Selain itu juga pemanasan global terjadi akibat dari kegiatan ekploitasi secara besar-besaran terhadap sumberdaya alam yang menjadi bagian dari siklus keseimbangan alam.

Sekilas tentang Perubahan Iklim – Climate Change at a Glance



0 komentar

• Meningkatnya pemanasan : Sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74oC selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan.

• Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer : Karbondioksida adalah penyebab paling dominan terhadap adanya perubahan iklim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.

• Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata : Adanya peningkatan presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur dari Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Tetapi pada daerah Sahel, Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat dan lebih lama.

• Kenaikan permukaan Laut : Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut dari abad ke-19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar 0.17 meter. Pengamatan geologi mengindikasikan bahwa kenaikan muka laut pada 2000 tahun sebelumnya jauh lebih sedikit daripada kenaikan muka laut pada abad 20. Temperatur rata-rata laut global telah meningkat pada kedalaman paling sedikit 3000 meter.

• Pengurangan tutupan salju : Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah, terutama pada saat musim semi. Sejak 1900, luasan maksimum daerah yang tertutup salju pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan Bumi Utara dan sungai-sungai akan lebih lambat membeku (5.8 hari lebih lambat daripada satu abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6.5 hari.

• Gletser yang mencair : Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang pada kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut sebesar 0.77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003. Berkurangnya lapisan es di Greenland dan Antartika berkontribusi sebesar 0.4 mm pertahun untuk kenaikan muka laut (antara 1993 – 2003).

Proses Terjadinya Perubahan Iklim Dunia



2 komentar




Perubahan iklim menunjuk pada adanya perubahan pada iklim yang disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan juga terhadap variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu.

Fakta Singkat :

Selubung alami GRK di atmosfer menjaga bumi cukup hangat untuk kehidupan – saat ini dalam taraf nyaman sebesar 15oC.Emisi GRK yang disebabkan oleh kegiatan manusia telah mengakibatkan adanya penebalan selubung tersebut, sehingga banyak panas yang terperangkap dan memicu timbulnya pemanasan global.Bahan bakar fosil adalah sumber emisi GRK terbesar dari aktivitas manusia.Temperatur rata-rata bumi cukup stabil dalam 10.000 tahun terakhir dan bervariasi kurang dari 1oC, sehingga peradaban manusia dapat berkembang pesat hingga saat ini dengan temperatur nyaman sebesar 15oC. Tetapi kesuksesan perkembangan peradaban manusia menimbulkan resiko keseimbangan iklim bumi.Selubung" GRK yang terbentuk secara alami di lapisan troposfer - kurang lebih 1% dari komposisi atmosfer keseluruhan – memiliki fungsi yang vital untuk iklim di bumi.

Lima Langkah Darurat untuk Menyelamatkan Bumi dari Perubahan Iklim



0 komentar

Kita mengetahui bahwa untuk menghentikan pemanasan global tidak mungkin dilakukan oleh seorang diri tetapi harus dilakukan melalui kerja sama semua orang. Tetapi walau bagaimanapun, mulailah dari diri kita sendiri, jadilah pahlawan lingkungan dan penyelamat bumi di saat yang kritis ini. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk menghentikan perubahan iklim.


1. Selamatkan Kehidupan dan Planet dengan Menghentikan Konsumsi Daging


Laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) telah membuka mata dunia, industri peternakan merupakan penyebab utama pemanasan global. Industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 18 persen, jumlah ini melebihi gabungan emisi dari seluruh transportasi di dunia seperti motor, mobil, truk, pesawat, kapal, kereta api, helikopter yang menyumbang 13 persen gas rumah kaca atau pembangkit listrik di seluruh dunia yang menyumbangkan 11 persen gas rumah kaca. PBB juga menambahkan bahwa emisi yang dihitung hanya berdasarkan emisi CO2 saja, padahal industri peternakan juga merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah dan air bersih. Peternakan melepaskan 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam 20 tahun pertama dan 23 kali lebih kuat dari CO2 dalam 100 tahun). Secara keseluruhan, sekitar 86 juta ton metana dihasilkan dari sistem pencernaan sapi dan kambing, dan 18 juta ton lagi berasal dari kotoran ternak yang menyumbang 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 298 kali lebih kuat dari CO2), serta 64 persen amonia penyebab hujan asam.


Peternakan juga menjadi penggerak utama dari penebangan hutan. Diperkirakan 80 persen bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Setiap tahunnya, industri peternakan menghasilkan emisi 2,4 miliar ton CO2. Di luar itu, peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak.


Sebuah laporan dari Earth Institute menegaskan bahwa diet berbasis tanaman hanya membutuhkan 25% energi yang dibutuhkan oleh diet yang berbasis daging. Penelitian yang dilakukan Profesor Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago juga memberikan kesimpulan yang sama: mengganti pola makan daging dengan pola makan vegetarian 50% lebih efektif untuk mencegah pemanasan global daripada mengganti sebuah mobil SUV dengan mobil hibrida. Seorang vegetarian dengan standar diet orang Amerika akan menghemat 1,5 ton emisi rumah kaca setiap tahunnya! Seorang vegetarian yang mengendarai SUV Hummer masih lebih bersahabat dengan lingkungan daripada seorang pemakan daging yang mengendarai sepeda!


Dampak Perubahan Iklim Terhadap Manusia



0 komentar

Sebuah artikel menarik yang terbit di Sunday Times, 11 Maret 2007, mengulas buku Six Degrees: Our Future on A Hotter Planet, tulisan ilmiah jurnalis Mark Lynas yang diterbitkan oleh HarperCollins, dan menyabet penghargaan bergengsi Royal Society Science Books Prize.1 Dalam buku itu, Mark Lynas, memaparkan apa yang akan terjadi setiap suhu udara naik 1ºC hingga 6ºC. Badan Perubahan Iklim PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), telah memperingatkan bahwa bila emisi gas rumah kaca dibiarkan terus bertambah seperti tingkat sekarang ini, maka suhu permukaan Bumi pada akhir abad 21 akan naik dari 1,1ºC menjadi 6,4ºC.2


1. Sinyal Merah
Apa yang akan terjadi setiap suhu permukaan Bumi naik 1ºC? Berikut hasil investigasi ilmiah Mark Lynas.3

2. Suhu Udara Naik 1ºC
Laut yang mulai kehilangan lapisan es di atasnya akan menyerap panas lebih banyak dan mempercepat pemanasan global; air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi; daerah dataran rendah di pesisir pantai akan diterjang banjir.

2. Suhu Udara Naik 2ºC
Eropa menerima paparan panas yang tinggi; hutan-hutan rusak karena terbakar; tanaman-tanaman yang stres, bukannya menyerap karbon, mulai melepaskan karbon yang pernah diserapnya ke atmosfer; sepertiga spesies di dunia terancam punah.

Dampak Perubahan Iklim : Daya Dukung Alam Terus Berkurang



0 komentar
Dampak Perubahan Iklim :
Daya Dukung Alam Terus Berkurang









SURABAYA, KOMPAS.com - Daya dukung alam terus berkurang akibat perubahan iklim sepuluh tahun terakhir. Selain bencana banjir dan tanah longsor, Indonesia juga terancam kekurangan pangan dan air bersih. Bahkan sebagian daerah lumbung padi di pantai utara Jawa terancam hilang karena kenaikan permukaan air laut.

Hal itu mengemuka dalam Forum Ilmiah dan Teknis Perubahan Iklim Indonesia di Surabaya, 19-20 Mei 2011. Forum yang di adakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup itu dihadiri oleh para peneliti, akademisi,dan instansi Kementrian Lingkungan Hidup di wilayah Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur.

Di Jawa Barat misalnya, kenaikan permukaan air laut berpotensi menelan 72 kilometer persegi daerah Karawang pada tahun 2100. Begitu pula Indramayu, kenaikan permukaan air pada waktu yang sama akan menelan 81 km persegi. Hal itu berdasarkan data penelitian yang diperoleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Jawa Barat.

Menurut Tulus TH Sibuea, peneliti yang juga Kepala Sub Bidang Mitigasi Bencana, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, kenaikan permukaan air laut itu sudah berlangsung saat ini. Hal itu ditandai dengan terjadinya banjir saat pasang di pantai utara. Garis pantai pun sudah maju ke daratan dan memakan sebagain wilayah darat.

"Daerah-daerah itu tergolong lumbung padi. Kalau tidak dicegah atau diantisipasi kita akan kehilangan lumbung padi nasional," kata Tulus.

Nov
25

Menyoal Pemanasan Global dan Perubahan Iklim



1 komentar

Bumi telah menjadi lebih hangat sekitar 1ºF (0.5ºC) dari 100 tahun yang lalu. Tapi mengapa? Dan bagaimana? Sebenarnya para pakar ilmu pengetahuan juga tidak tahu pasti. Bumi bisa saja menjadi hangat secara alami, tetapi banyak ahli iklim dunia yang percaya bahwa tindakan manusia telah membantu membuat Bumi menjadi lebih dingin.
                        
EFEK RUMAH KACA
Para ahli sudah setuju bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca [GRK] di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas .

-Gas Rumah Kaca [GRK].
Ada beberapa gas diatmosfir yang berfungsi sebagai 'penangkap' energi panas matahari. Tanpa gas-gas ini, panas akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-rata Bumi dapat menjadi 60ºF [33ºC] lebih dingin. Karena fungsinya sebagai penjaga hangatnya Bumi, gas-gas ini kemudian disebut sebagai Gas Rumah Kaca [GRK]. Yang termasuk diantaranya adalah : Karbon Dioksida [CO2], Nitro-Oksida [NO2], dan Metana [CH4].

-Rumah Kaca.
Pernahkah kamu melihat sebuah rumah kaca? Rumah kaca umumnya berbentuk sebuah rumah kecil yang seluruhnya terdiri dari kaca dan dibangun untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman, terutama diwaktu musim dingin. Bagaimana rumah kaca bekerja? Panel-panel kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi menjaga energi panas yang disebabkannya hilang ke udara. Untuk mudahnya, bayangkan kalau kamu masuk ke dalam mobil yang diparkir dibawah sinar matahari, joknya terasa panas bukan? Nah, begitu juga tanaman yang ada didalam rumah kaca, panas yang ditahan menyebabkan tanaman dapat bertahan di musim dingin.

-Gas Rumah Kaca dan Atmosfir
Atmosfir ada disekitar kita, ia adalah udara yang kita hirup. GRK diatmosfir berfungsi serupa dengan panel-panel gelas di rumah kaca. Sinar matahari memasuki atmosfir Bumi, melalui lapisan gas-gas rumah kaca. Setelah mencapai seluruh permukaan bumi, tanah, air, dan ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar tersebut. Setelah terserap, energi ini akan dipancarkan kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa, tetapi sebagian besar ditangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfir sehingga menyebabkan Bumi menjadi lebih panas.

10 Tempat yang Mungkin Lenyap Akibat Perubahan Iklim yang Ekstrim



0 komentar


Perubahan iklim yang ekstrim dapat mengakibatkan hilangnya ciri dari sebuah daratan.
Entah itu naiknya permukaan laut, penggurunan, angin musim deras, gletser meleleh atau pengasaman laut, perubahan iklim dengan cepat mengubah Daratan planet kita.
Kita mungkin menjadi salah satu generasi terakhir untuk melihat beberapa tempat bumi paling yang dihargai.
Berikut daftar 10 tempat tersebut:




Sedikit lebih dari 100 tahun yang lalu, ada sebanyak 150 gletser bertebaran di seluruh Glacier National Park. Pada tahun 2005, hanya tinggal 27, dan diperkirakan mereka juga akan menghilang pada tahun 2030, atau bahkan sebelum itu.
Banyak dari spesies tanaman dan hewan yang membutuhkan air dingin, yang berarti ekosistem taman dapat berubah secara dramatis ketika gletser hilang.




Venesia pernah mengalami banjir parah pada bulan November 2009, ketika tingkat air mencapai 131 cm.
Venesia telah lama tenggelam, tapi naiknya permukaan air laut telah membuat situasi lebih mengerikan.
Frekuensi banjir meningkat setiap tahun, meninggalkan banyak pertanyaan berapa lama lagi Venice bisa tinggal di atas air.


newer post